Pelaporan keuangan di A.S. sangat dipercaya karena memiliki pasar modal public yang paling likuid, dalam, aman dan efisien di banding Negara manapun dalam sepanjang sejarahnya.
Pengukuran Nonkeuangan. Laporan keuangan tidak menyajikan sejumlah ukuran kinerja penting yang byasanya di pakai oleh manajemen,seperti indeks kepuasan pelanggan,informasi pesanan yang belum diperoses.
Informasi yang berorientasi kedepan. Laporan keuangan tidak menyajikan informasi yang beorientasi kedepan yang di butuhkan oleh investor dan kereditor saat ini maupun potensial.
Aktivitas Lunak. Laporan keuangan yang berfokus pada aktiva-aktiva keras (persediaan, pabrik) tetapi tidak menyajikan banyak informasi tentang aktiva-aktiva lunak (tak berwujud) perusahaan.
Ketepatan waktu. Laporan keuangan yang disajikan secra kuartalan, dan laporan keuangan yang diaudit hanya disediakan sekali sentuhan, Tidak banyak laporan keuangan real-time yang tersedia.
Tujuan Pelaporan Keuangan
Dalam upaya membangun pondasi bagi akuntansi dan pelapor keuangan,akuntansi telah mengidentifikasi sekelompok Tujuan pelapor keuangan (objectives of financial reporting) oleh perusahaan bisnis.
International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota G-20.
Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut, adalah suatu keharusan bagi kita untuk mempertanyakan secara kritis, apa sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui partisipasi global, IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan prinsip yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor trans-nasional serta badan-badan internasional.
Tapi apakah konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik masing-masing negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS memunculkan isu kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan pengaruh IASB yang semakin dominan.
Tujuan pelapor keuangan adalah untuk menyediakan (1) informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan keredit, (2) informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan dan (3) informasi mengenai sumberdaya perusahaan, kelaem terhadap sumberdaya tersebut, dan perusahaannya.
Kebutuhan untuk Membuat Setandar
Kontrofersi utama dalam penetapan setandar akuntansi adalah, untuk memenuhi kebutuhan ini, dan untuk memenuhi tanggung jawab pelapor feduasiari,di sajikan laporan keuangan bertujuan umum ( general-porpose financial statement )>laporan ini diharapkan akan meyajikan secara wajar, jelas, dan lengkap operasi keuangan perusahaan.
Sebagai akibatnya, profesi akuntansi berupaya mengembangkan seperangkat standart yang dapat diterima umum dan dipraktekan secara universal. Tanpa standar-standar semacam ini, setiap perusahaan akan membuat sandar-standar mereka sendiri, dan pemakai laporan keuangan harus memahami prektek-praktek akuntansi serta pelaporan unik dari setiap perusahaan. Hamper tidak mungkin untuk membat laporan keuangan yang dapat dibandingkan.
Seperangkat standart dan prosedur umum ini di namakan denga prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum ( general accepted accounting principles – GAAP ). Istilah “diterima umum” berarti badan pembuat aturan akuntansi yang berwenag telah menetapkan prinsip pelaporan di bidang tertentu, ataubaha dari waktu ke akru suatu praktek tertentu telah dipandangtept karena dipandang secara universal.