Upaya Membantu Perkembangan Intelek Dan
Implikasinya Dalam Proses Pembelajaran
Ikhtiar pendidikan,
khususnya melalui proses pembelajaran, guru mengembangkan kemampuan intelektual
peserta didik adalah kesadaran pendidik terhadap kemampuan intelektual setiap
peserta didik harus dipupuk dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap
individu terwujud sesuai dengan perbedaan masing-masing. Menurut Conny Semiawan
(1984), penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kemampuan
intelektual anak yang di dalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan
psikologis merupakan faktor yang sangat penting.
Kondisi psikologis
yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga
mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut:
1. Pendidik menerima peserta didik secara
positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).
Artinya, apapun keberadaan peserta didik dengan segala kekuatan dan
kelemahannya harus diterima dengan baik, serta memberi kepercayaan padanya
bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan intelektual yang
dikembangkan secara maksimal.
2. Pendidik menciptakan suasana dimana
peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain. Memberi penilaian
terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat dirasakan sebagai ancaman
sehingga menimbulkan kebutuhan pertahanan diri. Memang kenyataannya, pemberian
penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi sekolah, tetapi paling tidak
harus diupayakan agar penilaian tidak mencemaskan peserta didik, melainkan
menjadi sarana yang dapat mengembangkan sikap kompetitif secara sehat.
3. Pendidik memberikan pengertian dalam
arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat
menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat sesuatu dari sudut
pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini, peserta didik akan merasa
aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-idenya.
4. Memberikan suasanan psikologis yang
aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga terbiasa berani
mengembangkan pemikirannya sendiri. Disini berusaha menciptakan keterbukaan
(opennes), kehangatan (warmness), dan kekonkretan (concereteness).
Anak atau remaja akan
merasakan kebebasan psikologis jika orangtua dan guru memberi kesempatan
kepadanya untuk mengungkapkan pikiran atau perasaannya. Sebagai makhluk sosial,
mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam tindakan yang merugikan orang lain
atau merugikan lingkungan tidaklah dibenarkan. Hidup dalam masyarakat menuntut
untuk mengikuti aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku.
Teori Piaget mengenai
pertumbuhan kognitif sangat erat dan penting hubungannya dengan umur serta
perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukkan bahwa aktivitas adalah sebagai
unsur pokok dalam pertumbuhan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung
untuk memajukan pertumbuhan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif
dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang
minimal terhadap pertumbuhan kognitif termasuk perkembangan intelektual.
Penting bagi pendidik
untuk mengetahui isi dan ciri-ciri dari setiap tahap perkembangan kognitif
peserta didiknya sehingga dapat mengambil keputusan tindak edukatif yang tepat.
Dengan demikian, dapat dihasilkan peserta didik yang memahami pengalaman
belajar yang diterimanya. Menyesuaikan sistem pengajaran dengan kebutuhan
peserta didik merupakan jalan untuk meninggalkan prinsip lama, yaitu guru
tinggal menunggu sampai peserta didik siap sendiri, kemudian baru diberi
pelajaran. Sekarang tidak demikian keadaannya.
Model pendidikan yang aktif adalah model yang tidak
menunggu sampai peserta didik siap sendiri, tetapi sekolahlah yang mengajar
lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal
pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh rangsangan
untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga
mampu membawa peserta didik untuk maju ke taraf / tahap berikutnya.