Banyak hal telah menjadi mudah dengan adanya sosial
media. Masyarakat tentu menyadari hal tersebut. Bahkan mereka sangat beryukur
dengan adanya sosial media, pertukaran informasi menjadi cepat. Disisi lain
juga tidak sedikit masyarakat yang merasa diri mereka dirugikan akibat sosial
media. Menurut Anonim2 (2014), Sebagian orang mengatakan bahwa jejaring sosial
dan dunia maya (CyberSpace) telah mengubah dunia menjadi sebuah desa, bahkan
sebagian cendekiawan mengatakan bahwa CyberSpacetelah mengubah dunia menjadi
sebuah "gubuk." Mereka meyakini bahwa pudarnya jarak tempat, waktu,
bahasa, etnis dan budaya di jejaring sosial, menyebabkan batasan-batasan yang
ada telah kehilangan makna yang sebenarnya. Maksudnya adalah jejaring sosial
dan dunia maya secara tidak langsung membuat masyarakat lupa akan batasan-batasan
bertingkah laku, berpendapat dimuka umum dan arti kata bebas secara hukum.
Hal yang lebih menarik lagi tentang sosial media
adalah sebagian masyarakat rela untuk meluangkan waktu hanya untuk membuat akun
jejaring sosial. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pikiran sederhana yaitu,
pada jejaring sosial banyak kehadiran orang-orang terkenal seperti tokoh
politik, selebriti, olahragawan, aktor dan aktris populer serta politisi
tersohor (Anonim2, 2014).
Dari kalangan politikus dan pemerintah, mereka
beranggapan bahwa sosial media telah mempermudah mereka untuk mengetahui
pandangan masyarakat baik yang setuju ataupun tidak setuju tentang kebijakan
dan aktivitas mereka, sehingga paling tidak mereka akan mengetahui respon
masyarakat terhadap berbagai masalah. Dewasa ini sedikit sekali orang yang
mengingkari pentingnya peran opini publik terhadap nasib para penguasa dan
politisi, bahkan bisa dikatakan tidak ada yang mengingkarinya.Salah satu hal
terpenting yang selalu menjadi perhatian sebuah pemerintahan adalah menarik
opini publik kepada kepentingan pemerintah supaya mendukung agenda dan
kebijakan pemerintah tersebut. Mungkin di masa lalu, upaya itu hanya dilakukan
melalui media, ceramah dan seminar politik, namun sekarang para politisi telah
menggunakan jejaring sosial untuk menggalang dukungan rakyat (Anonim2, 2014).
Melalui jejaring sosial, para politisi berusaha
menjelaskan pandangan, agenda dan keyakinan mereka tentang isu-isu kontemporer
dan berbagai masalah makro lainnya di masyarakat. Bahkan dalam situasi sensitif
politik, aktivitas di jejaring sosial dapat menimbulkan gelombang dan dukungan
besar dari para pengguna terhadap aktivitas seseorang atau gerakan politik
(Anonim2, 2014).