• Home
  • About
  • Contact Us
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Blog Definisi | Pengertian

Blog Definisi | Pengertian
  • Home
  • Definisi
  • Pengertian
  • Pemasara
  • Produk
  • Karya Tulis
  • Seni
  • Sistem
  • SEKRETARIS
Home → Semua Post Berkategori PTK
Showing posts with label PTK. Show all posts
Showing posts with label PTK. Show all posts
PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

12:08:00 AM
1.     Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (Aproach), dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Fungsi Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran:
a.  Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain:
-          Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
-          Pendekatan Keterampilan Proses
-          Pendekatan Spiral
-          Pendekatan Tujuan.
b.      Pendekatan khusus yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran sosiologi.

2.      Strategi pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (J.R. David dalam  Sanjaya, 2008:126). Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.  Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.

3.      Metode Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, misalnya: ceramah; demonstrasi;  diskusi; simulasi; laboratorium; pengalaman lapangan; brainstorming; debat; simposium,  dan sebagainya. Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.

4.      Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
 PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

3:41:00 AM
Oleh St. Zulfaidah Indriana

Prinsip adalah suatu pegangan. Dan salah satu fungsi pegangan adalah untuk pedoman. (Suyadi, 2012 : 29)
Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik tanpa menganggu tugas utama dari seorang guru, dibutuhkan prinsip yaitu apa yang harus ada tanpa menganggu apa yang menjadi tugas utama dari guru. Bahkan prinsip ini diharapkan agar PTK dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan tanpa mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Artinya dalam pelaksanaannya PTK tetap mempunyai pedoman-pedoman dasar yang tidak boleh untuk dilanggar oleh guru.
Hal ini agar pelaksanaan PTK tetap dapat terlaksana dengan baik tetapi tetap sesuai dengan apa yang telah direncanakan tanpa menganggu apa yang menjadi tujuan dari guru secara formal.
                                          
A.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Secara umum prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut adalah :
1.Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar;
2.Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan;
3.Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan;
4.Masalah berawal dari kondisi nyata di kelas yang dihadapi guru;
5.Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus memperhatikan etika profesionalitas guru;
6.Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam konteks sekolah secara menyeluruh;
7.Tidak mengenal populasi dan sampel;
8.Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control;
9.Tidak untuk digeneralisasikan.

B.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Arikunto (2006)

Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2006) yaitu :

1.Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah suasana rutin, penelitian harus dalam situasi yang wajar, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu melaksanakan pembelajaran, sehingga tindakan yang cocok dilakukan oleh guru adalah yang menyangkut pembelajaran.

2.Adanya Kesadaran Diri Untuk Memperbaiki Kerja
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan bukan karena keterpaksaan, akan tetapi harus berdasarkan keinginan guru, guru menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin melakukan perbaikan. Guru harus berkeinginan untuk melakukan peningkatan diri untuk hal yanglebih baik dan dilakukan secara terus menerus sampai tujuannya tercapai

3.SWOT Sebagai Dasar Berpijak
PeNelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu :
- Strength : Kekuatan
- Weaknesses : Kelemahan
- Opportunity : Kesempatan
- Threat : Ancaman
Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal tersebut penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya bila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga siswa. Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.

4.Upaya Empiris dan Sistemik
Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait mengkait. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajarandan semua yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan tersebut.

5.Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal -hal yang terkandung dalam SMART, yaitu:
- Spesifik : khusus, permasalahan tidak terlalu umum
- Managable : dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas hendaknya tidak sulit, baik dalam menentukan lokasi, mengumpulkan hasil, mengoreksi, atau kesulitan dalam bentuk lain
- Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan-tindakan tertentu dan juga lingkungan tidak terganggu.
- Realistic : operasional, tidak di luar jangkauan. Penelitian tindakan kelas tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan siswa.
- Time-Bound : diikat oleh waktu, terencana, artinya tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap siswa sudah tertentu jangka waktunya. Batasan waktu ini penting agar guru mengetahui betuk hasil yang diberikan kepada siswanya.
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal-hal yang disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus :
a.Khusus specific, masalah yang diteliti tidak terlalu luas, ambil satu aspek saja sehingga langkah dan hasilnya dapat jelas dan spesifik.
b.Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit, misalnya kesulitan dalam mencari lokasi mengumpulkan hasil, mengoreksi dan lainnya.
c.Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan dan juga lingkungan tidak terganggu karenanya.
d.Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai tindakan.

C.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Hopkins (1993)

Menurut Hopkins  (1993) ada enam prinsip dalam PTK, yaitu :

1.Autentik
Masalah yang ditangani adalah masalah pembelajaran yang nyata  dan  merisaukan  tanggung  jawab  profesional  dan  komitmen terhadap  pemerolehan  mutu  pembelajaran.  Prinsip  ini  menekankan bahwa  diagnosis  masalah  bersandar  pada  kejadian  nyata  yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. Apabila pendiagnosisan  masalah  berdasarkan  pada  kajian  akademik  atau kajian  literatur  semata,  maka  penelitian  tersebut  dipandang  sudah melanggar   prinsip   keautentikan   masalah,   Jadi,   masalah   harus didiagnosis  dari  kancah  pembelajaran  yang    sesungguhnya,  bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi secara akademik.

2.Integral
Kegiatan PTK adalah pengembangan pembelajaran yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur pikir dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang  digunakan  dimulai  dari  pendiagnosisan  masalah  dan  faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan  dan  penyebabnya,  dan  apabila  perlu  dirumuskan hipotesis  tindakan  yang  tepat,  Selanjutnya,  dilakukan  penetapan skenario  tindakan,  prosedur  pengumpulan  data,  dan analisis  data. Objektivitas,  reliabilitas,  dan  validitas  proses,  data,  dan  hasil  tetap dipertahankan  selama  penelitian  berlangsung.  Prinsip  kedua  ini mempersyaratkan    bahwa    dalam   menyelenggarakan    kegiatan pengembangan pembelajaran tetap digunakan kaidah-kaidah ilmiah.

3.Sitematis
Pelaksanaan   PTK   merupakan   bagian   integral   dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahap-tahap pengembangan pembelajaran selaras dengan  pelaksanaan  pembelajaran,  yaitu  persiapan,  pelaksanaan pembelajaran, observasi kegiatan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil pembelajaran, dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran. Prinsip ketiga ini mengisyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam  dan  dilaporkan  secara  sistematis  dan  terkendali  menurut kaidah ilmiah.

4.Siklis
Tugas    guru    yang    utama    adalah    menyelenggarakan pembelajaran  yang  baik dan  berkualitas.  Untuk  itu,  guru  memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran   secara   terus-menerus.   Dalam   menerapkan   suatu tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran ada kemungkinan tindakan yang dipilih guru kurang berhasil, maka harus tetap berusaha mencari  alternatif  lain,  tanpa  menggeser  tema  sentral.  Guru  harus menggunakan  pertimbangan  dan  tanggung  jawab  profesionalnya dalam pengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam  pembelajaran.  Prinsip  pertama  ini  berimplikasi  pada  sifat pengembangan pembelajaran sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara   siklis   sampai   terjadinya   peningkatan,   perbaikan,   atau kesembuhan sistem, proses, hasil, dan sebagainya.

5.Konsisten
Konsistensi sikap dan kepedulian guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran perlu perencanaan dan  pelaksanaan  yang  sungguh-sungguh.  Oleh  karena  itu,  motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam, bukan sesuatu yang bersifat instrumental.
6.Komprehensif
Cakupan   permasalahan   pembelajaran   tidak   seharusnya dibatasi  pada  masalah  pembelajaran  di  ruang  kelas,  tetapi  dapat diperluas pada tataran di luar ruangan, misalnya di laboratorium atau di perpustakaan. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan.
 PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

3:24:00 AM
Oleh St. Zulfaidah Indriana

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan dikelas. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan beberapa pengertian PTK berikut ini :
a. Menurut Lewin (Tahir 2012:77), PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain.
b. Menurut Bahri (2012:8), Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk  memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.
c. Menurut Suyadi,2012:18, PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama.
d.  Menurut Sanjaya,2010:25, Secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan keleas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan.
e. Menurut John Elliot, PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualiatas tindakan di dalamnya. Di mana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan profesional.
f.  Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Sanjaya,2010:25), PTK adalah gerakan diri sepenuhnya yang dilakukan oleh peserta didik untuk meningkatkan pemahaman.
g.Menurut Arikunto (Suyadi,2012:18), PTK adalah gabungan pengertian dari kata “penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan  kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.

Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya. Adapun beberapa karakter tersebut adalah:
1. PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu diperbaiki dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan kolaborasi. Menurut Usman (dalam Daryanto,2011:2) guru dengan kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
2. Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri. (Tahir,2012:80)
3.Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat” berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi,2012:6)
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang paling baik. (Daryanto,2011:6)
5.PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran. (Daryanto,2011:6)
6.PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas. Dengan demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja.(Tahir,2012:81)
7.PTK menggunakaan metode kontekstuall. Artinya variable- variable yang akan dipahami selalu berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data yang diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan dengan kelas lain. (Tahir,2012:81)
8.PTK dalam pelaksanaannya terbikai dalam beberapa pembagian waktu atau siklus. (Sukardi,2011:212)
9.PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentingan penelitian semata. melainkan harus disesuaikan dengan program pembelajaran yang sedang berjalan di kelas tersebut. (Sanjaya,2010:34)
10.Menurut Ibnu (dalam Aqib,2009:16) memaparkan bahwa PTK memiliki karakteristik dasar yaitu:
a.Dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru;
b. Adanya perpaduan dalam pelaksanaanya;
c.Peneliti sebagai media yang melakukan refleksi;
d.Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional;
e.Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode.

Menurut Richard Winter ada enan karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu :

1.       Kritik Refleksi.
Salah satu langkah penelitian kualitatif pada umumya, dan khususnya penelitian tindakan kelas ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam(PTK) yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penelitian, dan refleksi ini perlu adanya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan. Adapun menurut Schmuck (1997), yang dimaksud refleksi disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan introspeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian dan sebagainya.

2.       Kritik Dialektis.
Dengan adanya kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemerisaan terhadap :
a. Kontek hubungan secara menyeluruh yang merupakan suatu unit walaupun dapat dipisahkan secarta jelas.
b. Struktur kontradiksi internal, maksudnya dibalik unut yang kelas yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil.

3.       Kritik Kolaboratif.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya.

4.       Kritik Resiko.
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agr peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya: Adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi, dan Melesetnya hipotesis.

5.       Kritik Susunan Jamak.
Pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitiannya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasitif dan kolaboratif.

6.       Kritik Internalisasi Teori dan Praktek.
Di dalam penelitian tindakan kelad (PTK), keberadaan antara teori dan praktikbukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.
PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT,KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENGERTIAN, TUJUAN, MANFAAT,KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

2:39:00 AM
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada  mata kuliah
“Metodologi penelitian tindakan kelas”

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semua orang pasti setuju bahwa kita harus selalu meningkatkan mutu pembelajaran. Tapi bagaimanakah caranya? Ada pendapat yang cukup ekstrem, sebagaimana pendapat Angelo (1991). menurutnya, seharusnya dunia pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab peningkatan kualitas pendidikan.
Kenyataannya, bahwa para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Para peneliti (penelitian non kelas) ini lebih tertarik kepada aspek publikasi ilmiah hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Menurut para pakar pendidikan, para peneliti tersebut di kegiatan penelitiannya hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah yang menyebabkan persoalan-persoalan teknis (praktis) yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas (PTK) ?
2.      Apa tujuan dari peneliian tindakan kelas (PTK) ?
3.      Apa manfaat dari penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut ?
4.      Seperti apakah karakteristik penelitian tindakan kelas tersebut ?
5.      Apa saja prinsip dari penelitian tindakan kelas itu ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK.[1]
Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.
Lain lagi dengan Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan nyata dialami oleh guru.
Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.
Dari beberapa definisi sepertiyang telah dikemukakan dimuka maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensiatau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The fundamental aim of action research is to improve practice rather than toproduce knowledge.[2]
Nama PTK sudah menunjuk pada isinya yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas. Ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
1.      Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek dengan menggunakan cara tertentu dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi dalam peningkatan mutu suatu hal yang diminati.
2.      Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
3.      Kelas dalam hal ini tidak terikat dalam ruang kelas tetapipembelajaran yang lebih spesifik yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari guru yang sama pula.[3]
PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan,dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dsn memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.[4]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara profesional.

B.     Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.
Kunandar (2008), dalam bukunya “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan bahwa tujuan dari PTK adalah sebagai berikut:
1.      Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru.
2.      Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3.      Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.
4.      Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru,mempertajamkekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.
5.      Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.
6.      Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
7.      Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8.      Menubuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik.
9.      Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan prosespembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.[5]
Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta yang juga dapat dicapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Ini dapat terjadi karena tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran.
Artinya, dengan penelitian tindakan kelas itu guru sekaligus banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif yang telah dipilihnya sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran. Di sini guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik pembelaj aran secara reflektifdaripada ilmu baru dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu. Dalam konteks pengalaman latihan guru ini, Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan utama penelifian tindakan adalah untuk pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaranyang dihadapi guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.[6]
McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajara mengajar, bagaimana tujuan ituudapat di capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi.
Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah:
1.       terjadinya proses latihan dalan jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
2.       Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka dan jujur dalam pembelajaran.
3.       Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.[7]

C.    Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Dari penjelasan di atas, tentu telah mengenal bahwa dalam PTK ada 3 (tiga) komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa / pembelajaran, guru dan skolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.
1.      Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl belajar siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.
2.      Manfaat bagi guru
Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
c. Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik pembelajaran
d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.[8]
3.      Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan penelitian tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
1.      Inovasi pembelajaran.
2.      Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas.
3.      Peningkatan profesionalisme guru.[9]
Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Secara umum, yaitu :
1.      Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
2.      Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.
3.      Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4.      Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
5.      Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan.
6.      Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

D.    Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
PTK berbeda dengan penelitian formal, pada umumnya PTK memilki karateristik sebagi berikut:
1.      Fokus peneliti Tindakan yang Praktis
Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk menangani suatu problematika actual pada setting pendidikan. Dengan demikian,para peneliti penelitian tindakan mengkaji isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan bagi pendidikan.
Isu-isu ini dapat merupakan masalah dari seorang guru di dalam kelas atau sebuah problematika yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung lembaga pendidikan.Ini biasa merupakan suatu  kebutuhan bagi suatu isu antara sekolah dan masyarakat, sebuah isu dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur yang menghambat kebebasan individu dan tindakan, atau suatu urusan individu di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan benuk penelitian ini untuk memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan akan tetapi untuk memecahkan suatu problem tersebut sifatnya terapan.
2.            Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis
Dalam hal ini para peneliti tindakan terjun ke dalam penelitian partisipatori atau penelitian self reflektif  di mana mereka mengalihkan pendangan pengamatan mereka pada ruang kelas, sekolah , atau praktik-praktik pendidikan mereka sendiri. Karena mereka mengkaji situasi mereka sendiri, mereka merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari suatu bentuk pengembangan diri serta apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam refleksi ini para peneliti tindakan menimbang solusi yang berbeda-beda pada problema mereka dan belajar dari menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian telah disebut “suatu self refleksi spiral”.
3.            Kolaborasi
PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra deng pihak lain, seperti teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK. Kolabborasi dalam pelaksanaanny, seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan kepala sekolah,guru dengan dosen ataupun guru dengn pengawas.[10]
4.             Suatu proses yang dinamis
Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju  mundur diantara refleksi atau merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team school-based, misalnya biasa mencoba beberapa tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan waktu yang paling baik bagi sekolah menengah atas untuk memulai.
5.             Suatu rencana Tindakan
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi suatu rencana tindakan. Pada bebrapa poin di dalam proses kegiatan penelitian tersebut,peneliti PTK merumuskan suatu rencana tindakan untuk merespon terhadap problema. Perencanaan ini mungkin penting karena penyajian data terhadap penyandang dana,membangun suatu program sebagai pilot proyek atau sebagai perintis, menyediakan beberapa program yang sifatnya berkompetensi, atau mengimplementasikan suatu agenda penelitian yang sedang berjalan untuk menyelidiki praktik kegiatan yang baru. Ini bias merupakan suatu perencanaan tertulis, formal atau diskusi-diskusi informal tentang bagaimana menjalankan, dan ini mungkin melibatkan beberapa orang individu atau melibatkan seluruh komunitas.
6.            Penelitian Bersama
Tidak seperti penelitian tradisional bahwa para investigator melaporkan dan diplubikasikan dalam juranl dan buku-buku para peneliti PTK melaporakn hasil kegiatan penelitian mereka kepada para pendidi, yang selanjutnya segera dapat menggunakan hasilnya.
Sedangkan menurut Mulyasa (2009), sedikitnya ada dua hal yang menjadi karakteristik umum PTS. Pertama, masalah yang diangkat untuk dipecahkan, harus berangkat dari praktik pendidikan nyata di sekolah tersebut. Kedua, Kepala Sekolah atau pengawas dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal serta mengelaborasi masalah yang akan dijadikan topik penelitian.[11]
E.     Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Secara umum ada 4 prinsip kunci penelitian tindakan kelas,yaitu:
1.      Kritik Reflektif, yaitu suatu perhitungan situasi,seperti catatan atau dokumen pejabat,digunakan untukmembuat tuntutan  tersembunyi menjadi lebih baik.
2.      Kritik Dialektika,  digunakan untuk memahami antara fenomena dan konteksnya.
3.      Sumber Daya Kolaboratif, prinsip ini mempersyaratkan  bahwa setiap gagasan seseorang sama penting dengan sumber daya potensial.
4.      Ambil Resiko, proses perubahan mengancam semua cara yang telah ditetapkan sebelumnya,maka diperlukan kejelian untuk mengambil resiko.[12]
Sedangkan Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu:
1.      PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama seorang guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian tindakan kelas seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Ada tiga kunci utama yang harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan berbagai pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalam menemukan jalan keluar jika pada awal penelitian didapatkan hasil yang kurang maksimal. Kedua interaksi siklus yang terjadi harus mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus berdasarkan pada tahap perancangan bukan pada kejenuhan informasi.
2.      Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain, sejauh mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.
3.      Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru dapat mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh keyakinan. Pada dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “kelonggaran-kelonggaran” namun penerapan asas-asas dasar telaah taat kaidah tetap harus diperhatikan.
4.      Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi masalah penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik tolak dari tanggung jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut memiliki komitmen terhadap pengembangan profesinya.
5.      Konsisten dengan prosedur dan etika. Dalam penyelenggaraan penelitian tindakan kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa penelitian harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada rekan-rekan serta dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
6.      Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan penelitian sejauh mungkin harus menggunakan wawasan yang lebih luas dari tindakan perspektif, tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.[13]
Dalam melakukan penelitian ada beberapa hal yang tidak boleh dilupaka,yang mena menurut Nana Syaodih itu sangat pokok, yaitu:
1.      Objektivitas
2.      Ketepatan
3.      Verifikasi
4.      Penjelasan ringkas
5.      Empiris
6.      Penalaran logis
7.      Kesimpulan kondisional
8.      Langkah- langkah penelitian
9.      Identifikasimasalah
10.  Merumuskan dan membatasi masalah
11.  Melakukan studi kepustakaan
12.  Merumuskan hipotesis
13.  Menentukan desain dan metode penelitian
14.  Menyusun instrumen dan mengumpulkan data
15.  Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan rekomendasi.[14]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara profesional.
McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajara mengajar, bagaimana tujuan ituudapat di capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi.

Tiga komponen yang akan menerima manfaat dari PTK.
1.      Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
2.      Manfaat bagi guru
3.      Manfaat bagi sekolah

Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu:
1.      PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas.
2.      Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru.
3.      Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel).
4.      Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan.
5.      Konsisten dengan prosedur dan etika.
6.      Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas.


DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2011
As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta: Gava Media, 2011
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo,2011
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008
Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2011
Sukidin, dkk. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia, 2010
Syaodih,Nana. Metodepenelitian Pndidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009
[1] Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), hal. 2
[2] Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana,2011), hal.25
[3] Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), hal. 3
[4] Sukidin dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Insan Cendekia, 2010), hal. 16
[5] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal.63
[6] Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal 106
[7] E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 90
[8] Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta contoh-contohnya, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) hlm. 6
[9] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006) hlm. 18
[10] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal.61-62
[11] E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 12
[12] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif,(Jakarta: Raja Grafindo,2011), hal.237
[13] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006) hlm. 17
[14] Nana Syaodih, Metodepenelitian Pndidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), hal.7-11
Older Posts
Subscribe to: Posts (Atom)

Popular Posts

  • SOAL CERDAS CERMAT SD DAN JAWABANNYA
    Berikut adalah Contoh Soal Cerdas Cermat Anak SD dan jawabannya yang sering muncul/dipertanyakan 1.Rangka manusia tersusun atas rangka kepa...
  • Pengertian Promosi Menurut Para Ahli
    Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk...
  • Pengertian Motivasi Diri Dan Teori Motivasi
    Pengertian Motivasi Diri Motivasi Diri adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Kita...
  • PENGERTIAN HARGA DAN STRATEGI PENENTUAN HARGA
    1. Pengertian Harga Harga, nilai dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk ...
  • PENGERTIAN SEMANTIK DAN PRAGMATIK
    SEMANTIK Semantik ialah bidang yang mengkaji selok-belok makna. Oleh sebab, makna merupakan ciri semua sistem lambang, maka pada kebias...
  • TUJUAN DAN MANFAAT PENDIDIKAN INKLUSIF
    Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut-sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan an...

Labels

  • A (23)
  • Administrasi (13)
  • B (25)
  • Belajar (33)
  • C (5)
  • D (5)
  • Definisi (80)
  • Drama (4)
  • Faktor faktor (5)
  • Filsafat (7)
  • Fungsi (18)
  • Geografi (7)
  • Gerhana (3)
  • Ilmu Komunikasi (6)
  • Jenis - Jenis (10)
  • Karakter (6)
  • Karya Tulis (29)
  • Komunikasi (8)
  • Makalah (5)
  • Manajemen (18)
  • Metode Pembelajaran (12)
  • P (5)
  • PENDIDIKAN INKLUSIF (5)
  • PTK (4)
  • Pemasaran (14)
  • Pembelajaran (6)
  • Pendidikan (26)
  • Penelitian (5)
  • Pengertian (294)
  • Pengertian Komunikasi (5)
  • Pengertian Menurut Para Ahli (58)
  • Pengertian Secara Umum (14)
  • Penjualan (8)
  • Pentingnya Pengawasan (1)
  • Peradapan (5)
  • Prinsip (6)
  • Produk (14)
  • S (21)
  • SEKRETARIS (8)
  • Sejarah (25)
  • Seni (19)
  • Seni Rupa (10)
  • Sistem (18)
  • Tujuan (12)

Popular Posts

  • Pengertian Renang, Sejarah Renang, Macam-Macam Gaya Renang Dan Manfaat Berenang
  • Pengertian, Bagian Bagian GENERATOR (MAKALAH MESIN GENERATOR AC)
  • Pengertian Produk Menurut Para Ahli
  • Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
  • Pengertian Dan Definisi aplikasi Menurut Para Ahli
close
close

Contoh Contoh Proposal

  • CONTOH-CONTOH PROPOSAL
    CONTOH MAKALAH: KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA
  • Ragam Cara Beternak
    Beternak Kakak Tua || CONTOH MAKALAH TENTANG KAKAK TUA
  • Daftar Tanaman Obat
    Manfaat Buah Delima Untuk Kesehatan Dan Kecantikan
Copyright © 2015 Blog Definisi | Pengertian. All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login