• Home
  • About
  • Contact Us
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Blog Definisi | Pengertian

Blog Definisi | Pengertian
  • Home
  • Definisi
  • Pengertian
  • Pemasara
  • Produk
  • Karya Tulis
  • Seni
  • Sistem
  • SEKRETARIS
Home → Semua Post Berkategori Penelitian
Showing posts with label Penelitian. Show all posts
Showing posts with label Penelitian. Show all posts
 Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif

Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif

7:40:00 AM
Menururt Punch (1988: 4) metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian empiris di mana data adalah dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung/ angka. Penelitian kuantitatif memerhatikan pada pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik.
Metode penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti. Selain itu, penelitian kuantitatif memiliki beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti.

2. Pendekatan
Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
3. Peran peneliti
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).
4.  Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi
5.  Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik  dan dapat di generealisasi.
6.  Penelitian kuantitatif menggunakan paradigma positivistik-ilmiah
      Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik.
7.  Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori.
   Sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima atau menolak teori).
8.  Penelitian kuantitatif  khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat.
Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian eksperimen akan mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui teknik-teknik penelitian melainkan juga melalui analisis statistik.
9. Waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan
Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data, jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan data akan dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat ditentukan.
ada beberapa metode penelitian yang termasuk pada penelitian kuantitatif. 

Jenis-jenis metode penelitian kuantitatif menurut  para ahli diantaranya adalah:
1.      Metode Deskriptif
Menurut Whitney (1960),  metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).
2.      Metode Komparatif
Metode Komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.
3.      Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
4.      Metode Survei
Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
5.      Metode Ex Post Facto
Metode Ex post Facto adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu.
6.      Metode True Experiment
Dikatakan true experiment (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
7.      Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
8.      Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.
 PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

3:41:00 AM
Oleh St. Zulfaidah Indriana

Prinsip adalah suatu pegangan. Dan salah satu fungsi pegangan adalah untuk pedoman. (Suyadi, 2012 : 29)
Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik tanpa menganggu tugas utama dari seorang guru, dibutuhkan prinsip yaitu apa yang harus ada tanpa menganggu apa yang menjadi tugas utama dari guru. Bahkan prinsip ini diharapkan agar PTK dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan tanpa mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Artinya dalam pelaksanaannya PTK tetap mempunyai pedoman-pedoman dasar yang tidak boleh untuk dilanggar oleh guru.
Hal ini agar pelaksanaan PTK tetap dapat terlaksana dengan baik tetapi tetap sesuai dengan apa yang telah direncanakan tanpa menganggu apa yang menjadi tujuan dari guru secara formal.
                                          
A.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Secara umum prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut adalah :
1.Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar;
2.Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan;
3.Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan;
4.Masalah berawal dari kondisi nyata di kelas yang dihadapi guru;
5.Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus memperhatikan etika profesionalitas guru;
6.Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam konteks sekolah secara menyeluruh;
7.Tidak mengenal populasi dan sampel;
8.Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control;
9.Tidak untuk digeneralisasikan.

B.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Arikunto (2006)

Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2006) yaitu :

1.Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah suasana rutin, penelitian harus dalam situasi yang wajar, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu melaksanakan pembelajaran, sehingga tindakan yang cocok dilakukan oleh guru adalah yang menyangkut pembelajaran.

2.Adanya Kesadaran Diri Untuk Memperbaiki Kerja
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan bukan karena keterpaksaan, akan tetapi harus berdasarkan keinginan guru, guru menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin melakukan perbaikan. Guru harus berkeinginan untuk melakukan peningkatan diri untuk hal yanglebih baik dan dilakukan secara terus menerus sampai tujuannya tercapai

3.SWOT Sebagai Dasar Berpijak
PeNelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu :
- Strength : Kekuatan
- Weaknesses : Kelemahan
- Opportunity : Kesempatan
- Threat : Ancaman
Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal tersebut penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya bila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga siswa. Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.

4.Upaya Empiris dan Sistemik
Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait mengkait. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajarandan semua yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan tersebut.

5.Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal -hal yang terkandung dalam SMART, yaitu:
- Spesifik : khusus, permasalahan tidak terlalu umum
- Managable : dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas hendaknya tidak sulit, baik dalam menentukan lokasi, mengumpulkan hasil, mengoreksi, atau kesulitan dalam bentuk lain
- Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan-tindakan tertentu dan juga lingkungan tidak terganggu.
- Realistic : operasional, tidak di luar jangkauan. Penelitian tindakan kelas tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan siswa.
- Time-Bound : diikat oleh waktu, terencana, artinya tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap siswa sudah tertentu jangka waktunya. Batasan waktu ini penting agar guru mengetahui betuk hasil yang diberikan kepada siswanya.
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal-hal yang disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus :
a.Khusus specific, masalah yang diteliti tidak terlalu luas, ambil satu aspek saja sehingga langkah dan hasilnya dapat jelas dan spesifik.
b.Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit, misalnya kesulitan dalam mencari lokasi mengumpulkan hasil, mengoreksi dan lainnya.
c.Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan dan juga lingkungan tidak terganggu karenanya.
d.Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai tindakan.

C.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Hopkins (1993)

Menurut Hopkins  (1993) ada enam prinsip dalam PTK, yaitu :

1.Autentik
Masalah yang ditangani adalah masalah pembelajaran yang nyata  dan  merisaukan  tanggung  jawab  profesional  dan  komitmen terhadap  pemerolehan  mutu  pembelajaran.  Prinsip  ini  menekankan bahwa  diagnosis  masalah  bersandar  pada  kejadian  nyata  yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. Apabila pendiagnosisan  masalah  berdasarkan  pada  kajian  akademik  atau kajian  literatur  semata,  maka  penelitian  tersebut  dipandang  sudah melanggar   prinsip   keautentikan   masalah,   Jadi,   masalah   harus didiagnosis  dari  kancah  pembelajaran  yang    sesungguhnya,  bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi secara akademik.

2.Integral
Kegiatan PTK adalah pengembangan pembelajaran yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur pikir dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang  digunakan  dimulai  dari  pendiagnosisan  masalah  dan  faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan  dan  penyebabnya,  dan  apabila  perlu  dirumuskan hipotesis  tindakan  yang  tepat,  Selanjutnya,  dilakukan  penetapan skenario  tindakan,  prosedur  pengumpulan  data,  dan analisis  data. Objektivitas,  reliabilitas,  dan  validitas  proses,  data,  dan  hasil  tetap dipertahankan  selama  penelitian  berlangsung.  Prinsip  kedua  ini mempersyaratkan    bahwa    dalam   menyelenggarakan    kegiatan pengembangan pembelajaran tetap digunakan kaidah-kaidah ilmiah.

3.Sitematis
Pelaksanaan   PTK   merupakan   bagian   integral   dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahap-tahap pengembangan pembelajaran selaras dengan  pelaksanaan  pembelajaran,  yaitu  persiapan,  pelaksanaan pembelajaran, observasi kegiatan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil pembelajaran, dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran. Prinsip ketiga ini mengisyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam  dan  dilaporkan  secara  sistematis  dan  terkendali  menurut kaidah ilmiah.

4.Siklis
Tugas    guru    yang    utama    adalah    menyelenggarakan pembelajaran  yang  baik dan  berkualitas.  Untuk  itu,  guru  memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran   secara   terus-menerus.   Dalam   menerapkan   suatu tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran ada kemungkinan tindakan yang dipilih guru kurang berhasil, maka harus tetap berusaha mencari  alternatif  lain,  tanpa  menggeser  tema  sentral.  Guru  harus menggunakan  pertimbangan  dan  tanggung  jawab  profesionalnya dalam pengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam  pembelajaran.  Prinsip  pertama  ini  berimplikasi  pada  sifat pengembangan pembelajaran sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara   siklis   sampai   terjadinya   peningkatan,   perbaikan,   atau kesembuhan sistem, proses, hasil, dan sebagainya.

5.Konsisten
Konsistensi sikap dan kepedulian guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran perlu perencanaan dan  pelaksanaan  yang  sungguh-sungguh.  Oleh  karena  itu,  motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam, bukan sesuatu yang bersifat instrumental.
6.Komprehensif
Cakupan   permasalahan   pembelajaran   tidak   seharusnya dibatasi  pada  masalah  pembelajaran  di  ruang  kelas,  tetapi  dapat diperluas pada tataran di luar ruangan, misalnya di laboratorium atau di perpustakaan. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan.
 PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

3:24:00 AM
Oleh St. Zulfaidah Indriana

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan dikelas. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan beberapa pengertian PTK berikut ini :
a. Menurut Lewin (Tahir 2012:77), PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain.
b. Menurut Bahri (2012:8), Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk  memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.
c. Menurut Suyadi,2012:18, PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama.
d.  Menurut Sanjaya,2010:25, Secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan keleas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan.
e. Menurut John Elliot, PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualiatas tindakan di dalamnya. Di mana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan profesional.
f.  Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Sanjaya,2010:25), PTK adalah gerakan diri sepenuhnya yang dilakukan oleh peserta didik untuk meningkatkan pemahaman.
g.Menurut Arikunto (Suyadi,2012:18), PTK adalah gabungan pengertian dari kata “penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan  kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.

Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya. Adapun beberapa karakter tersebut adalah:
1. PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu diperbaiki dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan kolaborasi. Menurut Usman (dalam Daryanto,2011:2) guru dengan kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
2. Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri. (Tahir,2012:80)
3.Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat” berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi,2012:6)
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang paling baik. (Daryanto,2011:6)
5.PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran. (Daryanto,2011:6)
6.PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas. Dengan demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja.(Tahir,2012:81)
7.PTK menggunakaan metode kontekstuall. Artinya variable- variable yang akan dipahami selalu berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data yang diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan dengan kelas lain. (Tahir,2012:81)
8.PTK dalam pelaksanaannya terbikai dalam beberapa pembagian waktu atau siklus. (Sukardi,2011:212)
9.PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentingan penelitian semata. melainkan harus disesuaikan dengan program pembelajaran yang sedang berjalan di kelas tersebut. (Sanjaya,2010:34)
10.Menurut Ibnu (dalam Aqib,2009:16) memaparkan bahwa PTK memiliki karakteristik dasar yaitu:
a.Dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru;
b. Adanya perpaduan dalam pelaksanaanya;
c.Peneliti sebagai media yang melakukan refleksi;
d.Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional;
e.Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode.

Menurut Richard Winter ada enan karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu :

1.       Kritik Refleksi.
Salah satu langkah penelitian kualitatif pada umumya, dan khususnya penelitian tindakan kelas ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam(PTK) yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penelitian, dan refleksi ini perlu adanya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan. Adapun menurut Schmuck (1997), yang dimaksud refleksi disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan introspeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian dan sebagainya.

2.       Kritik Dialektis.
Dengan adanya kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemerisaan terhadap :
a. Kontek hubungan secara menyeluruh yang merupakan suatu unit walaupun dapat dipisahkan secarta jelas.
b. Struktur kontradiksi internal, maksudnya dibalik unut yang kelas yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil.

3.       Kritik Kolaboratif.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya.

4.       Kritik Resiko.
Dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agr peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya: Adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi, dan Melesetnya hipotesis.

5.       Kritik Susunan Jamak.
Pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitiannya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasitif dan kolaboratif.

6.       Kritik Internalisasi Teori dan Praktek.
Di dalam penelitian tindakan kelad (PTK), keberadaan antara teori dan praktikbukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.
 SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

3:05:00 AM
A.    Sistematika Laporan Penelitian

    Laporan penelitian kuantitatif maupun kualitatif terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian awal, bagian pokok (inti) dan bagian akhir.
    Bagian awal berisi: Halaman Judul, Abstrak Penelitian, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
    Bagian inti berisi: Pendahuluan, Landasan Teori, Kerangka Berpikir, Pengajuan Hipotesis. Metodologi, Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.
    Bagian akhir berisi: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran.
    Sistematika laporan penelitian kuantitatif secara garis besar meliputi:


HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
DEKLARASI/PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/BAGAN

BAB I       : PENDAHULUAN, berisi:
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Identifikasi Masalah
C.     Pembatasan Masalah
D.    Rumusan Masalah
E.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II             :   LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS berisi:
A.    Deskripsi Teori
B.     Kajian Penelitian Yang Relevan
C.     Pengajuan Hipotesis
BAB III       : METODE PENELITIAN, berisi:
A.    Waktu dan Tempat Penelitian
B.     Variabel Penelitian
C.     Metode Penelitian
D.    Populasi. Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
E.     Teknik Pengumpulan Data
F.      Teknik Analisis Data
BAB IV           :  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.          Deskripsi Data Hasil Penelitian
B.     Pengujian Hipotesis
C.     Pembahasan Hasil Penelitian
D.    Keterbatasan Penelitian
BAB V         : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran-saran
C.     Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENELITI

    Sistematika Penelitian Kualitatif secara garis besar meliputi:


HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PERSETUJUAN PEMBIMBING
DEKLARASI
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR SINGKATAN

BAB I               :  PENDAHULUAN berisi:
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Penegasan Istilah
C.     Perumusan Masalah
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
E.     Telaah Pustaka
F.      Metodologi Penelitian
1.      Jenis Penelitian
2.      Pendekatan Penelitian
3.      Metode Pengumpulan Data
4.      Metode Analisis Data
BAB II         :  LANDASAN TEORI berisi:
Landasan teori sangat berkaitan dengan tema penelitian, dan sifanya hanya untuk mendukung analisis.
BAB III    : KAJIAN OBJEK PENELITIAN, berisi:
Pemaparan Data Penelitian
BAB IV       : ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB V         : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
                                                                      A.      Kesimpulan
                                                                       B.      Saran-saran
                                                                       C.      Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS


B.     Penjelasan Bagian-Bagian Skripsi
Guna menghindarkan bias dan salah paham sehubungan dengan sistematika dan subtansi laporan penelitian atau skripsi, maka kerangka dan sistematika penelitian model penelitian kuantitatif dan kualitatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Halaman Judul
Halaman judul sama dengan halaman cover. Halaman sampul berisi: judul penelitian skripsi, judul skripsi secara lengkap, nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), lambang STAI Sangatta diikuti dengan nama lengkap jurusan, program studi dan tahun pembuata/disahkan. Semua tulisan pada halaman ini dicetak dengan huruf besar (kapital). Komposisi huruf dan tata letak masing­-masing bagian diatur secara sistematis, rapi dan serasi. (Contoh Terlampir)
2.      Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf besar, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Judul digarisbawahi atau dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata bukan kata depan) dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi, ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan (tidak boleh disingkat), nama fakultas dan uni­versitas dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama dosen pembimbing. Abstrak skripsi memuat bagian isi skripsi secara singkat. Banyaknya kata dalam abstrak antara 600-1000 kata. Isi abstrak meliputi:
a.       Alinea pertama berisi judul penelitian dan jenis penelitian.
b.      Alinea kedua berisi tujuan penelitian
c.       Alinea ketiga berisi hipotesis (kalau ada)
d.      Alinea keempat berisi alat analisis
e.       Alinea kelima berisi hasil penelitian Alinea keenam berisi kesimpulan
f.       Alinea ketujuh berisi implikasi (Contoh Terlampir)
3.      Persetujuan Pembimbing
Persetujuan Pembimbing berisi uraian tentang pernyataan Pembimbing I, bahwa naskah sudah sempurna diperiksa dan diusulkan kepada Ketua Jurusan untuk dapat diujikan. (Contoh Terlampir)
4.      Deklarasi
Halaman deklarasi adalah halaman yang berisi pernyataan dari penulis skripsi, bahwa skripsi dimaksud adalah murni hasil dari pemikiran dan tulisan sendiri (bukan jiplakan). (Contoh Terlampir)
5.      Persembahan
Berisi uraian kalimat untuk siapa skripsi didedikasikan.

6.      Kata Pengantar
Penulisan kata pengantar, bukan merupakan tulisan ilmiah. Jadi penulis bebas menentukan bagaimana cara menulisnya. Secara umum, kata pengatar meliputi:
a.       Alinea pertama berisi pernyataan syukur penulis kepada Allah SWT.
b.      Alinea kedua berisi maksud dan tujuan penulisan skripsi.
c.       Alinea ketiga berisi tentang ucapan terima kasih penulis kepada pihak lain yang membantu.
d.      Alinea keempat berisi permohonan kritik, saran dan harapan penulis kepada pembaca. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang.
7.      Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi memuat judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital (besar), sedangkan judul subbab dan anak subbab hanya harus awalnya saja yang diketik dengan huruf besar. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi Skripsi.
8.      Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat: nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak satu setengah spasi.
9.      Daftar Gambar/Bagan
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatan dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak setengah spasi.
10.  Pedoman Transliterasi
Transliterasi yang digunakan adalah pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya.
11.  Daftar Singkatan
Singkatan mungkin dapat dimengerti oleh kalangan tertentu, terutama mereka yang memiliki disiplin keilmuan tertentu. Namun, karena skripsi yang disusun oleh seseorang juga dibaca oleh kalangan luas, maka seluruh singkatan (kalau ada) harus diterangkan.
12.  Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritik ataupun kesenjangan praktis yang melatar belakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil-hasil penelitian terdahulu, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang kokoh.
13.  Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah dikemukakan masalah-masalah yang memiliki keterkaitan dengan grand masalah, kemudian dibatasi bila tidak semua masalah ingin/dapat diteliti.
14.  Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas Permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan peneliti dapat mengidentifikasi factor mana saja yang termasuk dan faktor mana yang tidak termasuk ke dalam ruang lingkup pernasalahan penelitian.
15.  Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
16.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam supe. Rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedang rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam kalimat pernyataan.
Kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. dari uraian dalam bagian IN diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
17.  Landasan Teori
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang rasional dan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Bab II.
Landasan teori memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang diajukan dalam bab yang mendahuluinya. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian temuan penelitian yang relevan.
Landasan teori dapat menggunakan berbagai sumber seperti jurnal penelitian, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoritis adalah telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan diuji didasarkan pada dua prinsip, yaitu: (1) prinsip kemutakhiran dan (2) prinsip relevansi.
18.  Kajian Penelitian yang Relevan/Telaah Pustaka
Kajian Penelitian yang relevan/telaah pustaka merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka/landasan teoritik yang dipakai serta hubungannya dengan penelitian yang terdahulu yang relevan.
Kajian penelitian yang relevan/telaah pustaka memuat uraian sistematis tentang penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam telaah pustaka ini harus secara jelas dinyatakan bahwa permasalahan yang akan diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Dalam hubungannya dengan penelitian/penulisan skripsi, mahasiswa harus mencari tulisan-tulisan yang sudah ada, baik dalam bentuk buku/kitab, skripsi maupun hasil penelitian lainnya yang membahas masalah yang serupa. Setelah itu, secara jujur, ia menjelaskan apa saja yang telah dikemukakan dalam tulisan-tulisan yang sudah ada, lalu ia ungkapkan apa yang akan dikaji atau teliti dalam. Peneliti atau penulis skripsi boleh saja membuat judul skripsi yang mirip bahkan sama dengan judul skripsi yang sudah ada sepanjang pembahasannya menggunakan pendekatan yang berbeda, sehingga tidak terkesan terjadi duplikasi dalam penelitian.
19.  Hipotesis Penelitian
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, di dalam latar belakang masalah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau dileksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
20.  Waktu dan Tempat Penelitian
Kapan dan dimana penelitian itu dilakukan.
21.  Variabel Penelitian
Mendeskripsikan variabel dan indikator vanabel penelitian dengan mengacu landasan teori tentang variabel sebagimana dijelaskan dalam Bab II.
22.  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalarn penelitian, misalnya metode survai dengan teknik analisis korelasional atau menggunakan metode penelitian yang lain sesuai dengan topik kajian penelitian.
23.  Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Mendeskripsikan populasi dan sampel penelitian, serta bagaimana cara pegambilan sampel berdasarkan acuan teori yang dipakai.
24.  Teknik Pengumpulan Data
Dalam bagian ini dikemukakan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana penyajian bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan memiliki fidelitas rendah). Sedangkan dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data dan prosedur perekaman diuraikan daripada bagian ini. Selain itu kemukakan pula waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.
25.  Teknik Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain peneliti dan penyaji dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis kawasan, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametric, logika, etika atau estetika.
26.  Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, 'label maupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahun ini perlu dibatasi pada hal­-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
27.  Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan terhadap hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik.
28.  Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab III. Uraian ini terdiri atas deskripsi data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Deskripsi data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/ atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, total, rekaman video, dan hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi dan tipologi.
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.
29.  Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian apapun yang telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, disadari atau tidak tentu memiliki beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian yang diperoleh tersebut tetap dapat dijadikan acuan awal bag] penelitian selanjutnya. Dalain hal in] peneliti perlu menjelaskan beberapa keterbatasan­keterbatasan penelitian yang dimaksud.
30.  Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
31.  Saran-saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah maupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.
32.  Kata Penutup
Berisi kata akhir yang menyangkut ucapan terima kasih terhadap semua yang telah berpartisipasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi.
33.  Daftar Pustaka
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetap tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang dipakai oleh penulis, baik yang dirujuk maupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk skripsi, artikel, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang dipakai adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka.
34.  Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk skripsi, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistik, surat izin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan dan penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab (satu, dua, tiga, dst).
35.  Biodata Peneliti
Biodata penelitian mendeskripsikan riwayat hidup peneliti, tampat, tanggal lahir dan pendidikan yang telah ditempuh
METODE PENELITIAN KUALITAIF (Sistematika Penelitian Kualitatif)

METODE PENELITIAN KUALITAIF (Sistematika Penelitian Kualitatif)

3:00:00 AM
By: Fitwi Luthfiyah

A.  Pendahuluan

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar bearti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial.

Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metedologis. Masalah kuantitatif umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang  sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasa yang tak terbatas.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif,  adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembagan.

Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya memiliki kemampuan brain, skill/ability, bravery atau keberanian,  tidak hedonis dan selalu menjaga networking, dan memiliki rasa ingin tau yang besar atau open minded.

Jadi atas dasar pemaparan di atas, maka pada kesempatan ini pemakalah akan membahas penelitian kualitaif. Adapun rumusan masalah nya adalah:

    Apakah yang dimaksude dengan penelitian kualitatif?
    Bagaimanakah Sistematika dalam Penelitian Kualitaif?

    B.  Pengertian Penelitian Kualitatif

Berbicara mengenai metodologi berarti berbicara mengenai hukum, aturan, dan tata cara dalam melaksanakan atau menyelenggarakan sesuatu. Karena metodologi diartikan sebagai hokum dan aturan, tentunya di dalamnya terkandung hal-hal yang diatur secara sistematis, hal-hal yang diwajbkan, dianjurkan, dan atau dilarang. Sama seperti hokum dan aturan lainnya, metodologi diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang melaksnakannya.

Penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yatitu re yang berarti melakukan kembali atau pengulangan dan research yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal yang diteliti.

Adapun pengertian penelitian kuliatatif dapat dilihat dari beberapa teori berikut ini:

a)   Creswell (dalam Herdiansyah, 2010: 8), menyebutkan:

“Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting”.

b)  Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9)

c)   Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010: 1).

d)  Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dari beberapa teori-teori di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

  C.  Sistematika Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitaif belum terdapat format baku tahapan-tahapan atau sistematika yang dpat dijadikan patokan dalam penelitian. Ini dikarenakan penelitian kualitaif terkait dengan salah-satu karakteristik dari penelitian kualitais itu sendiri, yaitu fleksibel. Sehingga dengan ke-fleksibelan-nya jalan penelitian berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, meskipun demikian para ahli sependapat bahwa setidaknya terdapat lima tahapan sebagai patokan dalam penelitian, yaitu tergambar sebagai berikut:

    Mengangkat permasalahan.

Permasalahan yang biasanya diangkat dalam penelitian ini adalah bersifat unik, khas, memiliki daya tarik tertentu, spesifik, dan terkadang sangat bersifat invidual (karena beberapa penelitian kualitaif yang dilaksanakan memang hukan untuk kepentingan generalisasi).

Memunculkan pertanyaan penelitian.
Pertanyaan merupakan cirri khas dari penelitian kualitatif. Adalah sebagai spirit yang fungsinya sama penting seperti hipotesis dalam penelitian kuantitaif.

Mengumpulkan data yang relevan.
Data dalam penelitian kualitaif pada umumnya berupa kumpulan kata, kalimat, pernyataan, atau uraian yang mendalam.

Melakukan analisis data
Analisis data merupakan langkah berikutnya setelah data relevan diperoleh.

Menjawab pertayaan penelitian
Tahap ini adalah tahapan terakhir dalam penelitian kualitaif. Dalam menjawab pertanyaan, peneliti dapat mengunakan gaya menulis yan lebih bebas, seperti narasi atau storytelling. Sehingga dalam menjawab pertanyaan penelitian dapat lebih menarik untuk dibaca.

Kemudian, selain dari kelima tahapan di atas, beberapa para ahli penelitian kualitatif mengemukakan beberapa format penulisan penelitian kualitatif berdasarkan sudut pandang masing-masing.

Mengingat terdapat banyaknya format yang dikemukakan para ahli, maka di sini akan memaparkan salah-satunya saja, yaitu format yang dikemukakan oleh Bungin (dalam Herdiansyah, 2010:53-57) berikut ini:

Pendahuluan

    Judul penelitian
    Latar belakang masalah
    Masalah penelitian
    Tujuan penelitian
    Tinjauan pustaka/teori dan kesimpulan teoritis yang digunakan
    Hipotesis (bila diperlukan)

Metode Penelitian

    Populasi (sasaran) penelitian
    Sampel dan teknik sampling
    Metode pengumpulan data
    Metode analisis data

Analisis Data

    Rancangan analisis data
    Rencangan pembahasan (diskusi) hasil penelitian

Laporan Penelitian

Rancangan dalam laporan penelitian kualitatif secara khusus belum ada format yang baku dan berlaku dalam merancang penelitian kualitatif, namun tetap ada poin-poin yang sama atau hampir sama dengan beberapa format yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Di beberapa perguruan tiinggi, baik swasta maupun negeri, format penelitian kulaitaif yang digunakan dalam penelitian kualitaif yang digunakan dalam penyusunan skripsi relative sedikit berbeda, walaupun pada intinya tetap sama dan ada benang merahnya satu sama lain. Di bawah ini. Akan disajikan format penelitian kualitatif yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penyusunan skripsi bagi mahasiswa.


Bab 1 Pendahuluan

    Konteks Penelitian

Tentang fenomena yang akan diangkat dalam penelitian, serta alasab mengapa penelitian tersebut layak dilakukan.

    Fokus Kajian Penelitian

Tentang focus dari fenomena yang akan diteliti (central phenomenon), disertai dengan keteranagn yang lebih spesifik mengenai batasan-batasan central phenomenon tersebut.

    Tujuan Penelitian

Tentang tujuan yang akan dicapai melalui penelitian yang dilakuakn.

    Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan.


Bab 2 Perpsektif Teoritis

    Kajian Pustaka

Berisi tentang definisi dan tinjauan secara teoritis terkait central phenomenon yang diteliti.

    Pertanyaan Penelitian

Tentang [ertanyaaan penelitian yang diajukan dan akan dicari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan.


Bab 3 Metode Penelitian

    Metode Pendekatan Masalah

Tentang metode kualitatif yang digunakan, dan alas an penggunaan metode yang dipilih.


    Unit Analisis

1)     Subjek Penelitian

Yaitu tentang informasi mengenai subjek penelitian yag terlibat. Teknik yang digunakan dalam menentukan subjek penelitian disertai alas an peneliti memilih subjek penelitian.

2)     Informasi Penelitian

Pada informan penelitian, hamper sama dengan subbab di atas, yaitu berisi tentang mengenai informan penelitian, keterkaitan antar informan dengan subjek penelitian.

3)     Lokasi Penelitian

Lokasi-lokasi penelitian yang akan atau yang telah dilakukan pengambilan data, serta alasan peneliti memilih lokasi tersebut.

    Metode Pengumpulan Data

Tentang metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data disertai alas an peneliti dalam memilih metode-metode tersebut.

    Teknik Analisis Data

Berisi tentang teknik aalisis data yang digunakan berdasarkan data yang diperoleh dan berdasarkan tujuan penelitian.


Bab 4 Hasil Penelitian dan Diskusi

    Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian dari awal hingga akhir. Selain itu, juga dicantumkan kegiatan pengambian data seperti jadwal wawancara atau observasi yang telah dilakukan ataupun yang akan dilakukan.

    Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dikaitkan dengan temuan di lapangan dan pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab awal.

    Pembahasan/Diskusi

Berisi tentang pembahasan atau diskusi mengenai hasil penelitian yang diperoleh. Bagaimana keterkaitan penelitian dengan teori yang sudah ada serta bagaimana peneliti menjelaskan hasil temuannya berdasarkan sudut pandang subjek penelitian yang disandingkan dengan susut pandang teoritis.


Bab 5 Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan

Berisi tentang kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian dan diskusi.

    Saran

Berisi tentang saran yang dikemukakan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dan diskusi.

    D.  Contoh-contoh Judul Karya Ilmiah Penelitian Kualitatif.

Di bawah ini adalah contoh-contoh judul penulisan karya ilmiah dalam penelitian kualitatif mahasiswa/mahasiswi IAIN Raden Fatah Palembang (Luthfiyah, 2009: 16-17).

    Penerapan Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Madrasah Terhadap Mutu Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Sekayu.(Fitwi Luthfiyah, Skripsi: 2009)
    Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Unggulan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Lahat Sumatera Selatan. (Litado Dewi Jusma, Tesis: 2008)
    Konsep Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah (Analisis Terhadap Konsep Majemen Berbasis Sekolah).(Ade Rosad, Skripsi: 2004)

    E.  Kesimpulan

Dari pemaparan-pemaparan di atas, di bawah ini akan dipaparkan kesimulan-kesimpulan sebagai berikut:

    Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.
    Setidaknya terdapat lima tahapan sebagai patokan dalam penelitian, yaitu tergambar sebagai berikut:

a)   Mengangkat permasalahan.

b)   Memunculkan pertanyaan penelitian.

c)   Mengumpulkan data yang relevan.

d)   Melakukan analisis data

e)   Menjawab pertayaan penelitian

    Format penelitian kualitatif yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penyusunan skripsi bagi mahasiswa.

Bab 1 Pendahuluan

    Konteks Penelitian
    Fokus Kajian Penelitian
    Tujuan Penelitian
    Manfaat Penelitian

Bab 2 Perpsektif Teoritis

    Kajian Pustaka
    Pertanyaan Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian

    Metode Pendekatan Masalah
    Unit Analisis

1)  Subjek Penelitian

2)  Informasi Penelitian

3)  Lokasi Penelitian

    Metode Pengumpulan Data
    Teknik Analisis Data

Bab 4 Hasil Penelitian dan Diskusi

    Tahapan Penelitian
    Hasil Penelitian
    Pembahasan/Diskusi

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan
    Saran


    Contoh-contoh Judul Karya Ilmiah Penelitian Kualitatif.

1)   Penerapan Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Madrasah Terhadap Mutu Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Sekayu.(Fitwi Luthfiyah, Skripsi: 2009)

2)   Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Unggulan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Lahat Sumatera Selatan. (Litado

3)   Konsep Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah (Analisis Terhadap Konsep Majemen Berbasis Sekolah).


Daftar Pustaka

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Luthfiyah, Fitwi. 2009. Penerapan Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Madrasah Terhadap Mutu Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sekayu. (Skripsi: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang)

Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Older Posts
Subscribe to: Posts (Atom)

Popular Posts

  • SOAL CERDAS CERMAT SD DAN JAWABANNYA
    Berikut adalah Contoh Soal Cerdas Cermat Anak SD dan jawabannya yang sering muncul/dipertanyakan 1.Rangka manusia tersusun atas rangka kepa...
  • Pengertian Promosi Menurut Para Ahli
    Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk...
  • Pengertian Motivasi Diri Dan Teori Motivasi
    Pengertian Motivasi Diri Motivasi Diri adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Kita...
  • PENGERTIAN HARGA DAN STRATEGI PENENTUAN HARGA
    1. Pengertian Harga Harga, nilai dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk ...
  • PENGERTIAN SEMANTIK DAN PRAGMATIK
    SEMANTIK Semantik ialah bidang yang mengkaji selok-belok makna. Oleh sebab, makna merupakan ciri semua sistem lambang, maka pada kebias...
  • TUJUAN DAN MANFAAT PENDIDIKAN INKLUSIF
    Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut-sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan an...

Labels

  • A (23)
  • Administrasi (13)
  • B (25)
  • Belajar (33)
  • C (5)
  • D (5)
  • Definisi (80)
  • Drama (4)
  • Faktor faktor (5)
  • Filsafat (7)
  • Fungsi (18)
  • Geografi (7)
  • Gerhana (3)
  • Ilmu Komunikasi (6)
  • Jenis - Jenis (10)
  • Karakter (6)
  • Karya Tulis (29)
  • Komunikasi (8)
  • Makalah (5)
  • Manajemen (18)
  • Metode Pembelajaran (12)
  • P (5)
  • PENDIDIKAN INKLUSIF (5)
  • PTK (4)
  • Pemasaran (14)
  • Pembelajaran (6)
  • Pendidikan (26)
  • Penelitian (5)
  • Pengertian (294)
  • Pengertian Komunikasi (5)
  • Pengertian Menurut Para Ahli (58)
  • Pengertian Secara Umum (14)
  • Penjualan (8)
  • Pentingnya Pengawasan (1)
  • Peradapan (5)
  • Prinsip (6)
  • Produk (14)
  • S (21)
  • SEKRETARIS (8)
  • Sejarah (25)
  • Seni (19)
  • Seni Rupa (10)
  • Sistem (18)
  • Tujuan (12)

Popular Posts

  • Pengertian Renang, Sejarah Renang, Macam-Macam Gaya Renang Dan Manfaat Berenang
  • Pengertian, Bagian Bagian GENERATOR (MAKALAH MESIN GENERATOR AC)
  • Pengertian Produk Menurut Para Ahli
  • Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
  • Pengertian Dan Definisi aplikasi Menurut Para Ahli
close
close

Contoh Contoh Proposal

  • CONTOH-CONTOH PROPOSAL
    CONTOH MAKALAH: KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA
  • Ragam Cara Beternak
    Beternak Kakak Tua || CONTOH MAKALAH TENTANG KAKAK TUA
  • Daftar Tanaman Obat
    Manfaat Buah Delima Untuk Kesehatan Dan Kecantikan
Copyright © 2015 Blog Definisi | Pengertian. All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login