Catatan
kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki
adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas
untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah
etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis. Ada beberapa cara yang
digunakan dalam menuliskan sumber kutipan, antara lain:
1. Nama pengarang hanya satu orang
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996), hal. 39.
Maurice N. Richter, Jr, Science as a Cultural Process (Cambridge
Schenkman, 1972), h.4
2. Nama
Pengarang yang jumlahnya dua orang dituliskan lengkap
David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White, Sociology (St Paul: Wst
Publishing Company, 1988), hal. 585.
3. Nama Pengarang yang jumlahnya sampai tiga
orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang
hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et al: dan
tain-lain).
4.
Kutipan yang diambil dari halaman tertentu
disebutkan halamannya dengan singkatan p (pagina) atau h (halaman). Sekiranya
kutipan itu disarikan dari beberapa halaman umpamanya dari halaman 1 sampai
dengan 5 maka dikutip p. 1-5 atau hh 1-5.
5.
Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah,
Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam
tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut.
Karlina, "Sebuah Tanggapan : Hipotesa dan
Setengah llmuan," Kompas, 12 Desember 1981 ,h.4.
Liek Wiliardjo, "Tanggung llmuan" Pustaka
th. Ill 1979,pp.11-14. Jawab Sosial No. 3, April
M. Sastrapratedja, "Perkembangan ilmu dan
Teknologi dalam Kaitannya dengan Agama dan Kebudayaan". Makalah disampaikan dalam Kongres Ilmu Pengetahuan
Nasional (KIPNAS) III, LIPI. Jakarta,
15-19 September 1981.
B. Suprapto, "Aturan Permainan dalam ilmu-ilmu
alam."llmu dalam Perspektif. ed. Juiun S.
Suriasumantri (Jakarta : Gramedia, 1978) pp. 129-133.
6. Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama
dilakukan dengan memakai notasi op. cit. (opera citato : dalam karya yang telah
dikutip), loc. Cit. (loco citato : dalam tempat yang telah dikutip dan ibid,
(ibidem: dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka pengarang tidak
ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan
dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid.
dikutip kembali sumber yang sama
dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang sama
dikutip kembali sumber yang sama dengan
kutipan sebelumnya pada halaman yang berbeda
Mengutip sumber yang sama dan halaman yang
sama tetapi sudah diselingi oleh sumber lain
Conny R.
Semiawan, loc. cit.
Mengutip sumber yang sama dan halaman yang
berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain
Jujun S. Suriasumantri, op. cit., hal. 49
Mengutip
pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tanpa diselingi oleh
sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, hal. 39 – 42.
Mengutip
pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tetapi sudah diselingi
oleh sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, loc.cit.
Mengutip
pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang berbeda tetapi sudah
diselingi oleh sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, op.cit., hal. 7
7. Kadang-kadang
kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah dalam karya tulis yang lain. Untuk
itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.
8. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah
pernyataan yang telah diterjemahkan. Untuk itu maka kedua sumber itu kita
tuliskan.
Theodore M. NewComb, Ralph H. Turner dan Philip E. Converse, Psikologi Sosial, Terjemahan FPUI
(Jakarta: Diponegoro: 1985), hal. 325.
James
F. Stratman, “The Emergence of Legal Composition as a field of inquiry,” Review
of Educational Research, LX (2,1990), pp. 153-235.
Interview dengan Dr. Endry Boeriswati,
M.Pd. . Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, 2 Februari 2007
pukul 15.00
Endry Boeriswati, Penilian Berbasis Kelas dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia, Makalah Pelatihan Widya Iswara Bahasa
Indonesia, Jakarta : PPPG Bahasa, 2006)
12. Buku yang terdiri dari beberap jilid yang
mempunyai judul umum namun tiap jilid mempunyai subjudul sendiri.
Russell G. Davis (ed.), Planning Education ofr Development. Vol II :
Issues and Problem in the Planning of Education in Developing Countries
(Cambridge, Harvard University, 1980). P.p. 76.
RI, Undang-Undang Dasar 1945, Bab VII,
Pasal 19, Ayat 1.
Thorndike,
R.L., History of Infleunces in Develompment of Intelligence Theory &
Testing, (http://www.Indiana.edu/~intel/Thorndike.html),
1998, hal. 1.
Traditional Intelligence Theories,. (http://edweb.gsn.org/edref.mi.
hst.html), 2000, hal. 1 Report of Task Force established by Board of
Scientific Affairs of American Psychological Assciation, (http://www.cycau.com/Organ/
Upstream/ IQ/apa/html),
20/08/2000, hal. 13