1. Definisi Motivasi
Setiap organisasi ingin mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, peran manusia yang terlibat didalamnya sangat penting. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka harus dipahami motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Untuk itu agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi maka harus ada perpaduan antara motivasi mereka dan permintaan organisasi.
Motivasi berasal dari bahasa latin, mafere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi hanya diberikan kepada para karyawan yang mempersoalkan tentang bagaimana cara mendorong gairah kerja karyawan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Pada dasarnya organisasi bukan hanya mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang penting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi organisasi jika mereka tidak mau bekerja keras dengan menggunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya.
Motivasi penting karena dengan memotivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktifitas kerja yang tinggi Hasibuan, (2005).
Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri (Internal) dan dari luar (Eksternal). Rangsangan (material dan non material) ini akan menciptakan “motif dan motivasi“ yang mendorong orang kerja (beraktivitas) untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya.
Motif dapat diartikan sebagai driveng force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan berbuat dengan tujuan tertentu. Dengan demikian, motif dapat diartikan sebagai dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan aktivitas. Motivasi dipandang dari arti katanya, motivation berarti pemberian motif, penimbunan motif, atau hal lain yang menimbulkan dorongan.
2. Teori Motivasi
Menurut Hasibuan (2005), teori-teori tentang motivasi dikelompokkan menjadi beberapa hal antara lain :
a. Teori Kepuasan ( Content Theory)
Teori ini mendasarkan atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Teori ini menjelaskan pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang.
Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun non material yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi maka semangat bekerjanya akan semakin baik pula. Jadi, pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak ( bersemangat bekerja ) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan maka semakin giat orang tersebut bekerja. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat kerja orang tersebut.
Content Theory yang dikenal antara lain :
1. Teori Motivasi Klasik oleh F.W. Taylor
Teori ini dikenal pula dengan sebutan teori kebutuhan tunggal. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi jika gaji atau upah (uang atau barang) yang diberikan cukup besar. Jadi jika gaji atau upah karyawan dinaikkan maka semangat bekerja mereka akan meningkat.
2. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Dasar dari teori ini adalah suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow yang dikutip oleh Manullang (2001) adalah sebagai berikut :
1. Physiological needs- kebutuhan badaniah, meliputi sandang, pangan dan pemuasan seksual.
2. Safety needs- kebutuhan akan keamanan, meliputi baik kebutuhan akan keamanan jiwa maupun kebutuhan akan keamanan harta.
3. Social needs- kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan akan perasaan diterima orang lain, dihormati, ingin maju dan ingin ikut serta.
4. Esteem needs- kebutuhan akan penghargaan berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang lain.
5. Self actualization needs - kebutuhan akan kepuasan diri untuk mewujudkan yaitu kebutuhan menggerakkan nilai dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan.
Kesimpulan dari teori motivasi kepuasan ini adalah :
a. Motivasi para bawahan hendaknya dilakukan dengan memenuhi keinginan dan kebutuhannya akan material dan non material yang memberikan kepuasan bagi mereka.
b. Keberadaan dan prestasi kerja bawahan hendaknya mendapat pengakuan dan penghargaan secara wajar dan secara tulus.
c. Penghargaan dan pemberian motivasi hendaknya dilakukan secara persuasif dan dengan kata-kata yang dapat merangsang gairah kerja.
d. Pemberian alat motivasi hendaknya disesuaikan dengan status sosial dan kedudukannya dalam organisasi.
e. Motivasi bawahan hendaknya dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang baik yang akan digunakan dalam melaksanakan pekerjaan.
f. Motivasi bawahan hendaknya memberikan kesempatan dan tantangan untuk berprestasi dan promosi.
b. Teori Proses (Process Theory)
Teori Proses pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan pimpinan. Teori ini merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seorang pekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini maka hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Oleh karena ego manusia yang selalu menginginkan hasil yang baik-baik saja maka daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan diperolehnya pada masa depan. Inilah sebabnya teori ini disebut teori harapan (expectancy theory). Jika harapan itu dapat menjadi kenyataan maka seseorang akan cenderung meningkatkan semangat kerjanya. Tetapi sebaliknya apabila harapan tidak tercapai akibatnya ia akan menjadi malas.
Teori proses dikenal atas :
1. Teori Harapan
Teori ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan membutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan didasarkan atas dasar harapan (expectancy), nilai (valuence) dan pertautan (instrumentality).
2. Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai prilaku bawahan harus dilakukan secara objektif (baik atau salah), bukan atas suka atau tidak (like or dislike). Pemberian kompensasi atau hukuman harus berdasarkan atas penilaian yang objektif dan adil. Jika prinsip keadilan ini dapat diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat kerja bawahan akan cenderung meningkat.
c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari prestasi yang selalu dipertahankan. Bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok tersebut. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dengan kejadian yang mengikuti perilaku itu.
Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Pengukuhan positif yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jka pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan negatif yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Jadi pengukuhan selalu berhubungan dengan betambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (punishment) selalu berhubung dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (respons) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat.
Berdasarkan atas beberapa teori motivasi yang telah disebutkan diatas, maka Siagian (1995) mengembangkan beberapa faktor motivasional yang perlu dipuaskan oleh pimpinan kepada bawahannya. Faktor-faktor tersebut menurut Siagian (1995) adalah sebagai berikut :
a. Kondisi kerja yang baik
b. Perasaan yang diikut sertakan
c. Cara pendisiplinan yang manusiawi
d. Pemberian penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik
e. Kesetiaan pimpinan kepada para karyawan
f. Promosi dan pengembangan bersama organisasi
g. Pengertian yang simpatik terhadap masalah-masalah
h. Keamanan pekerjaan
i.Tugas pekerjaan yang sifatnya menarik