Masalah sosial terdiri dari dua kata, yaitu kata “masalah” dan kata “sosial”. Kata “masalah” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai “sesuatu yg harus diselesaikan (dipecahkan), soal, persoalan”. Selain itu juga, masalah bias diartikan sebagai kesenjangan antara mimpi dan realita dimana segala apa yang dicita-citakan tidak sesuai dengan kenyataan. Masalah adalah sesuatu hal atau kejadian yang mengharuskan setiap individu untuk menyelesaikannya. Banyak orang masih bingung dengan masalah itu sendiri, sehingga membuatnya selalu merasakan masalah, padahal mungkin itu bukan suatu masalah.
Secara etimologi kata “social” berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti kawan (masyarakat). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “social” diartikan sebagai “suatu hal yang berkenaan dengan masyarakat”.
Menurut Soerjono Soekanto[1] masalah sosial adalahsuatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Jadi, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan pada masyarakat, yang menimbulkan ketidakselarasan dalam kehidupan suatu kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
B. Ukuran-ukuran Sosiologis Terhadap Masalah Sosial
1. Tidak adanya kesesuaian antara nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan tindakan sosial;
2. Sumber-sumber dari masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu gejala sosial atau bukan gejala sosial yang menyebabkan masalah sosial;
3. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala sosial atau bukan, tergantung dari karakteristik masyarakatnya;
4. Manifest social problem dan latent social problem;
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial.
C. Beberapa Masalah Sosial Penting
1. Kemiskinan
2. Kejahatan
3. Disorganisasi keluarga
4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern
5. Peperangan
6. Pelanggaran-pelanggaran terhadap norna masyarakat seperti: pelacuran, dilenkuensi anak-anak, alkoholisme dan homoseksualitas.
7. Masalah tingginya pertumbuhan penduduk
8. Masalah pencemaran pada lingkungan hidup
9. Penyimpangan tujuan awal dari birokrasi.
D. Penyebab Munculnya Masalah Sosial
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta persesuaian diri individu atau kelompok sosial.
Masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dari faktor ekonomis adalah kemiskinan, pengangguran dan sebagainya. Masalah yang ditimbulkan dari faktor biologis contohnya adalah wabah penyakit. Masalah yang ditimbulkian dari faktor biopsikologis contohnya adalah penyakit syaraf (neurosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan sebagainya. Masalah sosial yang ditimbulkan oleh faktor kebudayaan adalah konflik rasial.
Klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-kepincangn dalam warisan fisik, warisan biologis, warisan sosial, dan kebijaksanaan sosial.
E. Pemecahan Masalah Sosial
Untuk mengatasi berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh suatu masarakat, maka dilakukanlah berbagai usaha untuk mengatasi masalah sosial tersebut. Secara garis besar, ada dua bentuk cara untuk mengatasi masalah sosial, yaitu yang bersifat preventif dan yang bersifat represif.
1. Metode bersifat preventif
Metode preventif adalah metode pemecahan masalah yang belum terjadi dimana dilakukan pencegahan agar masalah tersebut tidak terjadi. Tentu saja metode preventif jelas jauh lebih sulit apabila masalah sosial yang dihadapi dalam lingkup yang luas, karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap suatu masalah yang akan di cegah tersebut.
Contoh kecil dari metode pemecahan ini adalah orang tua yang memberikan dan mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat sekitarnya agar anaknya tidak melakukan penyimpangan sosial.
2. Metode bersifat represif
Metode represif merupakan metode pemecahan masalah setelah masalah itu terjadi Setelah suatu gejela dapat dipastikan sebagai suatu masalah maka barulah diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya.
Contoh dari penerapan metode ini adalah diadakannya hukuman bagi para pelaku tidak kejahatan.