Gejala Siswa yang mengalami Kesulitan Belajar
1. Menunjukkan prestasi yang rendah/di Bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
3. Lambat melaksanakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal latihan.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura dusta.
5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, misalnya mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.
Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurutnya siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :
1. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever.
3. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater).
Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya
Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada muridnya. Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Adanya Masalah Belajar.
Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat keterampilan khusus, sebab kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belakang kurang efektif. Gejala-gejala munculnya masalah belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar. Perilaku yang menyimpang juga muncul dalam berbagi bentuk seperti: suka mengganggu teman, merusak alat-alat pembelajaran dan lain sebagainya.
2. Menelaah Atau Menetapkan Status Siswa
Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara:
- Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid
- Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan menggunakan teknik dan alat yang tepat.
- Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang ditetapkan itu.
3. Memperkirakan Sebab Terjadinya Masalah Belajar
Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa prinsip yang harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar:
- Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda
- Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda
- Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala masalah yang makin kompleks.