A. Pengertian Kalimat
Dengan mengaitkan peran kalimat sebagai alat
interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, kalimat
didefinisikan sebagai “ Susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap ”. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih
kecil (kata, frase, dan klausa) bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang
disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan
konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang
menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan
konjungsi hanya ada kalau diperlukan. Intonasi final yang ada yang memberi ciri
kalimat ada tiga, yaitu intonasi deklaratif, yang dalam bahasa tulis
dilambangkan dengan tanda titik; intonasi interogatif, yang dalam bahasa tulis
dilambangkan dengan tanda tanya; dan intonasi seru, yang dalam bahasa tulis
dilambangkan dengan tanda seru.
B. Jenis Kalimat
1.
Kalimat Inti dan Kalimat Non-Inti
Kalimat inti, biasa juga disebut kalimat dasar,
adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif,
aktif, atau netral, dan afirmatif. Misalnya:
FN + FV + FN + FN : Nenek membacakan kakek komik
Ket : FN=Frase Nominal (diisi sebuah kata
nominal); FV=Frase Verbal;
FA=Frase Ajektifa; FNum=Frase Numeral; FP=Frase
Preposisi.
Kalimat inti dapat diubah menjadi kalimat noninti
dengan berbagai proses transformasi:
KALIMAT INTI + PROSES TRANSFORMASI = KALIMAT
NONINTIKet : Proses Transformasi antara lain transformasi pemasifan,
transformasi pengingkaran, transformasi penanyaan, transformasi pemerintahan,
transformasi pengonversian, transformasi pelepasan, transformasi penambahan.
2.
Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu klausa.
Sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdapat lebih dari satu
klausa.
Berkenaan dengan sifat hubungan klausa-klausa dalam
kalimat, dibedakan: (1) kalimat majemuk koordinatif/ kalimat majemuk setara
yaitu kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang
setara, atau yang sederajat. Secara eksplisit dihubungkan dengan konjungsi
koordinatif dan biasanya unsur yang sama disenyawakan atau dirapatkan sehingga
disebut kalimat majemuk rapatan. (2) Kalimat majemuk subordinatif
adalah kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak setara atau
sederajat. Klausa yang satu merupakan klausa atasan dan yang lain disebut
klausa bawahan. Kedua klausa itu dihubungkan dengan konjungsi subordinatif.
Proses terbentuknya kalimat ini dapat dilihat dari dua sudut bertentangan.
Pertama, dipandang sebagai hasil proses menggabungkan dua buah klausa atau
lebih, dimana klausa yang satu dianggap sebagai klausa atasan dan yang lain
disebut klausa bawahan. Pandangan kedua, konstruksi kalimat subordinatif
dianggap sebagai hasil proses perluasan terhadap salah satu unsur klausanya.
(3) Kalimat majemuk kompleks yaitu kalimat majemuk yang terdiri dari
tiga klausa atau lebih, dimana ada yang dihubungkan secara koordinatif dan ada
pula yang dihubungkan secara subordinatif. Jadi, kalimat ini merupakan campuran
dari kalimat majemuk koordinatif dan subordinatif sehingga disebut juga kalimat
majemuk campuran.
3.
Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
Kalimat mayor mempunyai klausa lengkap, sekurang-kurangnya ada
unsur subjek dan predikat. Sedangkan kalimat minor klausanya tidak
lengkap, entah hanya terdiri subjek saja, predikat saja, objek saja, atau
keterangan saja; konteksnya bisa berupa konteks kalimat, konteks situasi, atau
juga topik pembicaraan.
4.
Kalimat Verbal dan Kalimat non-Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal, atau
kalimat yang predikatnya berupa kata atau frase berkategori verba. Sedangkan
kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata atau frase verbal;
bisa nominal, ajektifal, adverbial, atau juga numeralia.
Berkenaan dengan banyaknya jenis atau tipe verbal,
biasanya dibedakan: (1) kalimat transitif adalah kalimat yang
predikatnya berupa verba transitif, yaitu verba yang biasanya diikuti oleh
sebuah objek kalau verba tersebut bersifat monotrasitif, dan diikuti oleh dua
buah objek kalau verba tersebut bersifat bitransitif. (2) kalimat
intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif,
yaitu verba yang tidak memiliki objek. (3) kalimat aktif adalah
kalimat yang predikatnya kata kerja aktif. Verba aktif biasanya ditandai dengan
prefiks me- atau memper- biasanya dipertentangkan degan kalimat pasif yang
ditandai dengan prefiks di- atau diper- . Ada juga istilah kalimat aktif anti
pasif dan kalimat pasif anti aktif sehubungan dengan adanya sejumlah verba
aktif yang tidak dapat dipasifkan dan verba pasif yang tidak dapat dijadikan
verba aktif (4) kalimat dinamis adalah kalimat yang predikatnya berupa
verba yang secara semantis menyatakan tindakan atau gerakan. (5) kalimat
statis adalah kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantis
tidak menyatakan tindakan atau kegiatan. (6) kalimat nonverbal adalah
kalimat yang predikatnya bukan verba.
5.
Kalimat Bebas dan Kalimat Terikat
Kalimat bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi
ujaran lengkap, atau dapat memulai sebuah paragraf atau wacana tanpa bantuan
kalimat atau konteks lain yang menjelaskannya. Sedangkan kalimat terikat
adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran yang
lengkap, atau menjadi pembuka paragraf atau wacana tanpa bantuan konteks.
Biasanya kalimat terikat menggunakan salah satu tanda ketergantungan, seperti
penanda rangkaian, penunjukan, dan penanda anaforis.
Aspek
Aspek adalah cara untuk memandang pembentukan
waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses.
Dalam berbagai bahasa aspek merupakan kategori gramatikal karena dinyatakan
secara morfemis. Dalam bahasa Indonesia aspek dinyatakan tidak secara morfemis
melainkan dengan berbagai cara dan alat leksikal. Dalam bahasa Indonesia aspek
juga ada yang sudah dinyatakan secara inhern oleh tipe verbanya.
Berbagai macam aspek dari berbagai bahasa, antara lain:
(1) aspek kontinuatif, yaitu yang
menyatakan perbuatan terus berlangsung;
(2) aspek inseptif, yaitu yang menyatakan
peristiwa atau kejadian yang baru mulai;
(3) aspek progresif, yaitu aspek yang
menyatakan perbuatan sedang berlangsung;
(4) aspek repetitif, yaitu yang
menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang;
(5) aspek
perefektif, yaitu yang menyatakan perbuatan sudah selesai;
(6) aspek
imperfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar; dan
(8) aspek sesatif,
yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir.