Sebelum kita melakukan pencegahan terhadap keelakaan, tentulah kita terlebih dulu harus mengetuhi apa yang menjadi penyebab adanya kecelakan kerja. Upaya yang dilakukan untuk mengetahui sebab kecelakaan kerja disebut analisis kecelakaan kerja. Berapa pendapat mengenai faktor penyebab kecelakaan kerja adalah sebagai berikut;
Ø Bennet Silalahi
Menjelaskan bahwa penyebab kecelakan kerja adalah adanya gejala yaitu perbuatan atau kondisi tidak selamat. Dimana gejala tersebut berakar pada kebijakan manajemen jika ditelusuri, maka sebab musabab dapat ditemukan dan kemungkinan adanya kerusakan atau luka-luka dapat diramalkan atau analisis resiko (Risk Analisis) dapat dilakukan dengan baik secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut
|
Gambar 2.1
Sebab terjadi Kecelakaan
|
Perilaku tidak aman menurut Silalahi disebabkan oleh tiga hal yaitu;
1. Tidak tahu tata cara kerja yang aman atau tidak tahu perilaku yang berbahaya
2. Tidak mampu memenuhi persyaratan kerja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
3. Tahu seluruh peraturan dan persyaratan kerja, namun tidak mau memenuhi atau mematuhinya. Perilaku ini kemungkian disebabkan oleh adanya persepsi resiko dan atau persepsi terhadap kualitas pelaksanaan program kesehatan keselamatan kerja yang kurang tepat, sehingga cenderung mengabaikan petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja yang telah diberikan oleh pihak manajemen.
Suatu kecelakan kerja yang terjadi disuatu lokasi kerja terlebih dahulu diawali oleh beberapa kali kejadian nyaris kecelakaan kerja. Kecadian nyaris tersebut disebabkan oleh penyebab langsung (immediate causes) berupa banyaknya kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan banyaknya perilaku karyawan yang tidak aman (unsafe act) dilokasi kerja tersebut (Tjondro.1999). Kondisi yang tidak aman meliputi kondisi lingkungan yang fisik tempat kerja berupa pengaturan sirkulasi udara, pengaturan penerangan, peralatan kerja dan pemakaian peralatan pengamanan kerja, sedangkan perilaku tidak aman meliputi;
1. Kondisi fisik karyawan yang kurang baik misalnya gangguan atau kerusakan alat indera dan stamina tubuh yang tidak stabil
2. Kondisi psikis karyawan berupa emosi yang tidak stabil, kepribadian rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi kurang baik, motivasi kerja kurang, sikap yang ceroboh atau kurang cermat serta kurang pengetahuan dalam menggunakan fasilitas kerja terutama yang membawa resiko.
Ø Bambang B. Hantoro
Menerangkan bahwa umumnya penyebab kecelakaan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu;
1. Tindakan manusia dalam bekerja yang menimbulkan bahaya-bahaya kecelakan. Sifat manusia yang lalai, malas, lupa, khilaf dan sembrono dapat mendatangkan akibat yang patal.
2. Lingkungan, failitas dan peralatan kerja yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Kurangnya fasilitas, rusaknya peralatan atau tidak tersedianya peralatan, atau tidak tersedianya peralatan yang memadai diertai lingkungan yang tidak memenuhi syarat, sadar atau tidak sadar akan mengundang kecelakan.
3. Hal-hal yang tidak terjangkau oleh manusia pada saat itu. Hal tersebut dinamakan faktor x yang perlu pula diperhatikan.
1. Kartu pertama Manajemen
Salah satu fungsi manajemen dalam semua tingkatan organisasi perusahaan adalah melakukan kontrol.Fungsi kontrol dalam suatu system manajemen sangat penting peranannya, yang berguna untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi didalam proses pelaksanaan program keselamatan kerja jika fungsi kontrol itu menjadi system tersendiri. Maka antara system antara sistem kontrol mempunyai hubungan timbal balik.
2. Kartu Kedua (Asal Mula)
Asal mula taua penyebab yang sebenarnya dari peristiwa kecelakaan kerja, dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Faktor Manusia
Faktor ini antara lain karena keadaan manusia yang tidak tahu, tidak terampil, kurang motivasi, atau adanya gangguan fisik maupun mental.
b. Faktor Pekerjaan
Faktor ini antara lain terdiri dari standar kerja, perawatan yang kurang tepat, atau alat-alat yang sudah aus karena pemakaian yang tidak wajar.
3. Kartu Ketiga (Gejala Atau Penyebab Semu)
Untuk menentukan suatu perbuatan atau kondisi tidak aman adalah sukar, oleh karean itu Bird menyarankan agar tindakan aman dan kondisi tidak aman diganti dengan istilah sub standard.
4. Kartu Keempat Kontak
Kontak antara sumber bahaya dengan satu atau lebih anggota badan dapt menimbulkan kecelakaan yang timbul akibat kontak antara sumber bahaya dengan anggota badan, dapat berupa terbentur pada suatu benda, tergelincir pada permukaan licin, tersayat benda tajam, terjepit atau terlilit, jatuh ketingkat yang lebih rendah, jatuh pada tingkat yang sama, kontak dengan listrik, panas, dingin, radiasi, bahan beracun, kebisingan dan lain-lain.
5. Kartu Kelima Kerugian
Kecelakaan dapat menimbulkan kerugian, baik itu kerugian yang bersifat fisik pada pekerja dapat berupa luka, patah tulang dan lain-lain, sedangkan kerugian non fisik berupa gangguan mental psikologi pada pekerja yang terlibat kecelakaan. Disamping itu kecelakaan juga dapat menimbulkan kerugian karena adanya kerusakan pada mesin, peralatan atau bahan.
Studi yang telah dilakukan untuk mengetahui situasi apa saja yang dapat mengakibatkan kecelakaan, maka hasilnya memperlihatkan bahwa frekuensi kecelakaan bervariasi berdasarkan pada faktor pekerja, jadwal kerja, situasi sosial, faktor pekerjaan lainnya. Sehingga factor-faktor penyebab kecelakaan kerja dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu;
1. Faktor Manusia
Tenaga kerja manusia merupakan alat produksi yang rumit serta membutuhkan penanganan yang khusus ditinjau dari aspek tenaga, keluwesan, ketahanan, fisik dan mental, serta aspek psikologis dan aspek sosial serta mora. Faktor manusia dalam kecelakan kerja merupakan konsepsi klasik dalam usaha keselamatan kerja. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa pendekatan yaitu;
a. Berkaitan dengan ciri-ciri psikologis, fisik, dan kelainan-kelainan faal perseoranagn yang cenderung mempunyai pengaruh terhadap kecelakaan.
b. Berhubungan dengan factor rasa atau emosi
c. Bersangkutan dengan faktor-faktor manusiawi yang dikaitkan terhadap situasi pekerjaan
d. Cenderung untuk menilai bagaimana tingkat keserasian tenaga kerja terhadap proses pekerjaan.
2. Faktor Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja serta lingkungan yang kurang nyaman pun dapat menyebabkan manusia mengalami eksploitasi yang berlebihan, serta dapat menimbulkan akses negatif, dan dapat pula menimbulkan penyakit.
Tubuh manusia merupakan sesuatau yang sangat peka terhadap rangsangan, setiap alat, suhu, warna, atau cahaya, udara, musik dan getaran, dapat memberikan kesan yang mendorong seseorang untuk bekerja lebih dapat dibandingkan dengan kesan yang diberikan oleh warna biru.
3. Faktor Mesin dan Peralatan
System kerja mesin dan peralatan merupakan pusat perhatian dalam menghasilkan tingkat kerja yang diinginkan.Dalam operasinya tidak jarang mesin dan peralatan merupakan potensi yang dapat menimbulkan kecelakaan. Potensinya yang besar dalam menciptakan kecelakan mengharuskan perancang mesin dan peralatan mendesain suatu keadaan mesin yang aman bagi operator. Informasi dari prosedur pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan agar kehandalannya terjamin sangat penting diikuti dalam usaha mencegah terjadinya kecelakaan.
Keamaan dimulai dengan keamanan alat, keamanan mesin, keamanan proses dan keamanan lingkungan bukanlah suatu hal yang menjadi salah satu dari pertimbangan, tetapi pengamanan mekanik dan perbaikan rekayasa teknik adalah merupakan factor penting dalam pencegahan banyak kecelakaan.
4. Faktor Bahan
Dalam suatu tempat kerja bahan merupakan benda yang menjadi pusat pengerjaan atau pengelolaan. Dalam setiap industri maka bahan yang harus diolah dalam beraneka ragam dalam sifat fisik dan kimia. Untuk jenis bahan yang berbeda memerlukan penangan yang berbeda pula.Dalam hal ini diperlukan perancangan alat material handling (penanganan material) yang sesuai dengan sifat fisik dan kimianya. Disampaing penangan hal diatas maka kualitas bahan yang diperlukan juga harus diperhatikan, tidak jarang bahwa barang yang berkualitas baik akan merangsang pekerja untuk bekerja dengan teliti dan bersemangat, dan sebaliknya jika yang jelek maka akan membuat pekerja menjadi jengkel dan ini dapat mengakibatkan pekerja melakukan kerjanya secara asal-asalan.Jika pekerja melakukan pekerjaan dengan rasa tidak enak.Ini merupakan suatu penyebab kecelakaan yang potensial.
Urutan terjadinya kecelakaan digambarkan sebagai hubungan sebab akibat dengan urutan sebagai berikut;
1. Fitrah Manusia.
Manusia memiliki fitrah serba ingin tahu, serba tergesa-gesa atau terburu-buru, Fitrah ini jika tidak dikendalikan akan merupakan sebab pertama dari seluruh urutan terjadinya kecelakan, yang mungkin saja akan mengakibatkan cedera, luka, peralatan rusak, produksi terhenti dan lain-lain.
2. Kekeliruan Manusia
Kekelirun merupakan sebab madya yang diakibatkan oleh sebab utama yaitu fitrah manusia. Hal ini dapat mengakibatkan lingkungan yang berbahaya atau penampilan diri yang membahayakan. Kesalahan ini disebut sub-penyebab atau kesalahan yang ada dalam diri manusia. Faktor ini tergan tung pada keadaan ego dari orang yang bersangkutan, seperti tempraremen, pengalaman, pengetahuan, keputusan akal, ide atau gagasan.
3. Lingkungan dan Perbuatan Yang Berbahaya
Lingkungan dan perbuatan yang berbahaya ini merupakan akibat dari ulah atau kekeliruan manusia yang dapat menyebabkana kecelakaan, yaitu lingkungan;
a. Mesin berjalan kurang sempurna, tidak berpelindung
b. Mesin kurang terawatt, licin, tajam, rebut
c. Model bangunan tidak cocok
d. Lingkungan tidak bersih, banyak sampah, minyak, geram tercecer
e. Cahaya tidak baik
f. Pakaian sempit, kurang pas, terlalu longgar mudah tertarik oleh putaran mesin
g. Ventilasi tidak baik
h. Prosedur kerja kurang baik
i. Cara menjalankan mesin atau kendaraan sembrono tidak ada ijin atau menggunakan pelindung diri
4. Peristiwa Diri
Rentetan peristiwa dari fitrah manusia sampai lingkungan dan perbuatan yang berbahaya menimbulkan kecelakaan yang tidak direncanakan atau dikehendaki.Kecelakan menimbulkan kerusakan baik itu fisik manusia seperti luka atau cacat maupun pada perusahan seperti kegiatan produksi terhenti.
5. Luka, Cidera, cacat, sakit, Kerusakan
Keadaan ini adalah kondisi yang merugikan karena menderita kehilangan baik fisik maupun jam produktif, dan dalam beberapa hal luka ini dapat menimbulkan kematian.